Nyanyian - nyanyian yang bernada cemoohan terhadap tim lain, berangsur-angsur hilang dari Stadion Kanjuruhan Kepanjen Malang
Sukses Arema Indonesia mengalahkan tamunya Persijap Jepara dengan skor 2-0 tidak bisa di lepaskan dari dukungan Aremania yang memadati Stadion Kanjuruhan Kepanjen Malang, Rabu, (20/10) sore.
Atas loyalitas Aremania itu, Abriadi Muhara ketua Panitia Pertandinga (panpel) Arema Indonesia mengucapkan terimakasih pada ribuan Aremania. Apalagi, ungkap Abriadi, sepanjang pertandingan berlangsung Aremania benar-benar menjalankan himbauan panpel, seperti tidak menyalakan petasan, melakukan pelemparan dll, sehingga pertandingan benar-benar berjalan dengan lancar.
Tak hanya itu, tegas Abriadi, nyanyian-nyanyian yang bernada rasisme dalam pertandingan Arema versus Persijap juga nyaris tidak terdengar, hanya sebatas samar-samar itupun secepatnya berubah menjadi nada dukungan bagi tim kesayangan Aremania "Singo Edan,". "Saya hari ini sangat-sangat bangga, selain tim kita menang, Aremania yang datang langsung ke stadion sudah menyanyikan lagu-lagu yang berbau rasisme," bangga Abriadi Muhara.
Abriadi meminta, di laga - laga selanjutnya, nada - nada yang berbau rasisme benar-benar sudah tidak akan pernah lagi di nyanyikan saat Aremania mendukung tim kebanggan warga Malang, Arema Indonesia. "Saya yakin Aremania kreatif dalam membuat lagu dan menyanyikannya. Karena kalau kita sayang dan mendukung penuh Arema, pasti tidak ingin Arema nantinya terkena saai Arema, maka hindarkan agar kita tidak terkena sanksi, apalagi Arema nanti akan bertanding di LCA, mulai sekarang kita nyatakan perang terhadap rasisme," tegasnya.
Abriadi menandaskan bahwa Aremania adalah suporter paling kreatif dan memiliki sportifitas tinggi. "Saya pastikan, Aremania adalah suporter teladan di persepakbolaan tanah air, tidak ada suporter sepakbola yang seperti Aremania. Harapan saya, Aremania akan selalu menghibur pecinta bola di tanah air dengan kreatifitasnya. Kalau kita terus tunjukkan itu (kreatifitas, red), Aremaniatetap mempertahankan sebagai predikat suporter terbaik di Indonesia,". (aremafc)
Atas loyalitas Aremania itu, Abriadi Muhara ketua Panitia Pertandinga (panpel) Arema Indonesia mengucapkan terimakasih pada ribuan Aremania. Apalagi, ungkap Abriadi, sepanjang pertandingan berlangsung Aremania benar-benar menjalankan himbauan panpel, seperti tidak menyalakan petasan, melakukan pelemparan dll, sehingga pertandingan benar-benar berjalan dengan lancar.
Tak hanya itu, tegas Abriadi, nyanyian-nyanyian yang bernada rasisme dalam pertandingan Arema versus Persijap juga nyaris tidak terdengar, hanya sebatas samar-samar itupun secepatnya berubah menjadi nada dukungan bagi tim kesayangan Aremania "Singo Edan,". "Saya hari ini sangat-sangat bangga, selain tim kita menang, Aremania yang datang langsung ke stadion sudah menyanyikan lagu-lagu yang berbau rasisme," bangga Abriadi Muhara.
Abriadi meminta, di laga - laga selanjutnya, nada - nada yang berbau rasisme benar-benar sudah tidak akan pernah lagi di nyanyikan saat Aremania mendukung tim kebanggan warga Malang, Arema Indonesia. "Saya yakin Aremania kreatif dalam membuat lagu dan menyanyikannya. Karena kalau kita sayang dan mendukung penuh Arema, pasti tidak ingin Arema nantinya terkena saai Arema, maka hindarkan agar kita tidak terkena sanksi, apalagi Arema nanti akan bertanding di LCA, mulai sekarang kita nyatakan perang terhadap rasisme," tegasnya.
Abriadi menandaskan bahwa Aremania adalah suporter paling kreatif dan memiliki sportifitas tinggi. "Saya pastikan, Aremania adalah suporter teladan di persepakbolaan tanah air, tidak ada suporter sepakbola yang seperti Aremania. Harapan saya, Aremania akan selalu menghibur pecinta bola di tanah air dengan kreatifitasnya. Kalau kita terus tunjukkan itu (kreatifitas, red), Aremaniatetap mempertahankan sebagai predikat suporter terbaik di Indonesia,". (aremafc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar